Mengenai Saya 089661217321

advertisement

Powered by Blogger.
Home » » EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT

EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT




Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal mual, susunan, metode-metode, dan sah nya suaatu pengetahuan. Epistemologi menjadikan sebagai objek kajiaanya. Ilmu ini akan selalu bersentuhan dengan hal-hal yang berkaitan dengan mengetahuan, misalnya apa sumber pengetahuan, bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan, dan apa alat ukur kebenaran sebuah pengetahuan.
Dalam sejarah kemunculan epistemologi, pendapat sumber pengetahuan yang terbaik adalah persepsi, memori, dan kesadaran yang kadang-kadang disebut dengan instrospeksi, dan akal yang kadang-kadang disebut dengan intuisi. Beberapa penulis berpendapat bahwa sumbaer pengetahuan adalah pengalaman dan akal. Pengetahuan menjadi persoalan yang penting dalam bidang kefilsafatan, oleh karena itu sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan kefilsfatan yang lain, perlu diperhatikan bagaimana dan dengan sarana apakah sebuah pengetahuan diperoleh. Seseorang baru dapat dianggap mempunyai seuatu pengetahuan setelah iia meneliti pertanyaan-pertanyaan epistemologi.
Ada dua macam pengetahuan, pertaman pengetahuan dengan lukisan (knowledge by description), yakni pengetahuan dengan fakta yang didapatkan daeri respon terhadap benda-benda atau kejadian-kejadian yang terjadi. Fakta ini akan diekspresikan secara akurat oleh ilmu alam. Kedua, pengetahuan dengan perkenalan, yakni sebuah penghargaan, semacam pengetahuan batin seseorang. Pengetahuan ini diperoleh  melalui pengalaman.
Sedangangkan Plato membagi pengetahuan menjadi empat jenis antara lain : pertama, pengetahuan yang paling rendah yang diebut Eikasia ( pengetahuan Khayali). Jenis pengetahuan ini merupakan jenis pengetahuan yang objeknya berupan bayang-bayang atau gambaran tentang objek semata. Pengetahuan ini berisi berupa hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan, kesukaan, serta kenikmatan yang diharapkan  subjek yang mengetahui hl tersebut. Kedua, pengetahuan pistis atau pengetahuan substansial. Pengetahuan ini mengenai hal-hal yang tampak dalam duania kenyataan. Pengetahuaan jenis ini mendekati tingkat kepastian walalupun kepastian yang sangat pribadi atau kepastian subjektif. Pengetahuan substansial memiliki nilai kebenaran apabila memiliki syarat bagi perbuatan mengetahui, artinya tidak ada kelainan dalam diri subjek ataupun keajegan yang melekat pada objek. Ketiga, idea. Yakni jenis pengetah yang hampir sama dengan jenis pengetahuan pikir, tetapi tidak lagi memuat hipotesis yang dibutuhkan, melainkan dengan metode dialog yang sifat nya esoterik. Pengetahuan yang dicapai pada tinggakan ini berupa Neosis atau biasa disebut Episteme. Pengetahuan Episteme adalah pengetahuan yang isinya kebenaran, dan pegetahuan ini hanya dapat dicapaioleh para bijak atau pafa filsuf karena pengetauan ini berisi kebenaran, kebaikan, keindahan dan keadilan. Sebagaimana telah dibahas diatas bahwa epistemologi mempunyai 3 permasalahan pkok yakini mengenai asal pengetahuan, dari mana datangnya pengetauan yang benar. Kemudian bagaimana memperoleh pengetahuan itu dan apa standar pengetahuan itu dianggap benar.
Dalam ajjaran filsafat timur, pengetahuan lebih menekankan pada sifat yang ada pada diri sendiri dan realitas yang mengatasi dunia empiris. Selain itu, filsuf timur juga lebih mengutamakan sifat-sifat yang ada dalam diri benda dari pada sifat yang diluar benda. Mereka tidak hanya ingin melihat, tetapi ingin yang nyata. Bagi mereka filsafat adalah pandangan hidup, suatu pengalaman hidup, sehingga mereka mudah menerima pengalaman dan kesaksian dalam sejarah dan juga hal-hal yang bersifat pengalaman batin ( intuisi). Dalam hal ini dipentingkan disiplin yang bersifat intelektual, moral, emosional dan fisik. Dalam pustaka indonesia istilah pengetahuan sering dicampradukkan dengan istilah ilmu atau ilmu pengetahuan ( science) sementara makna kata science secara analitik juga sering dikacaukan.
Sebagai cabang filsafat, epistemologi mulai dibicarakan sejak filsafat plato. Plato berusaha menjelaskan tentang apa sebenarnya pengetahuan yang sesungguhnya yang dapat dicapai oleh manusia. Plato menjelaskan secara rinci tentang epistemologi dalam karnya nya yang berjuduul “Republik” dan “Theatetus”. Kedua buku tersebut menjelaskan teori pengetahuan secara lengkap dan baik mengenai objek kajian, alat untuk memperolehnya, maupun bentuk atau jenis pengetahuan serta nilai dan ukuran kebenaran pengetahuan tersebut. Kata kunci yang harus dipegang dalam mengkaji epistemologi adalah mengacu pada makna katanya, episteme ( pengetahuan) dan logos ( ilmu). Ilmu yang mengkaji tentang mengetahuan yakni mengenai dari mana asal pengetahuan pengetahuan tersebut, bagaimana cara memperolehnya, serta ukuran  kebenaran pengetahuan yang diperoleh pengkaji pengetahuan.

0 comments:

Post a Comment