Epistemologi
merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal mual, susunan, metode-metode,
dan sah nya suaatu pengetahuan. Epistemologi menjadikan sebagai objek
kajiaanya. Ilmu ini akan selalu bersentuhan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan mengetahuan, misalnya apa sumber pengetahuan, bagaimana manusia
mendapatkan pengetahuan, dan apa alat ukur kebenaran sebuah pengetahuan.
Dalam
sejarah kemunculan epistemologi, pendapat sumber pengetahuan yang terbaik
adalah persepsi, memori, dan kesadaran yang kadang-kadang disebut dengan
instrospeksi, dan akal yang kadang-kadang disebut dengan intuisi. Beberapa
penulis berpendapat bahwa sumbaer pengetahuan adalah pengalaman dan akal.
Pengetahuan menjadi persoalan yang penting dalam bidang kefilsafatan, oleh
karena itu sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan kefilsfatan yang lain, perlu
diperhatikan bagaimana dan dengan sarana apakah sebuah pengetahuan diperoleh.
Seseorang baru dapat dianggap mempunyai seuatu pengetahuan setelah iia meneliti
pertanyaan-pertanyaan epistemologi.
Ada
dua macam pengetahuan, pertaman pengetahuan dengan lukisan (knowledge by
description), yakni pengetahuan dengan fakta yang didapatkan daeri respon
terhadap benda-benda atau kejadian-kejadian yang terjadi. Fakta ini akan
diekspresikan secara akurat oleh ilmu alam. Kedua, pengetahuan dengan
perkenalan, yakni sebuah penghargaan, semacam pengetahuan batin seseorang.
Pengetahuan ini diperoleh melalui
pengalaman.
Sedangangkan
Plato membagi pengetahuan menjadi empat jenis antara lain : pertama,
pengetahuan yang paling rendah yang diebut Eikasia ( pengetahuan Khayali).
Jenis pengetahuan ini merupakan jenis pengetahuan yang objeknya berupan
bayang-bayang atau gambaran tentang objek semata. Pengetahuan ini berisi berupa
hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan, kesukaan, serta kenikmatan yang
diharapkan subjek yang mengetahui hl
tersebut. Kedua, pengetahuan pistis atau pengetahuan substansial. Pengetahuan
ini mengenai hal-hal yang tampak dalam duania kenyataan. Pengetahuaan jenis ini
mendekati tingkat kepastian walalupun kepastian yang sangat pribadi atau
kepastian subjektif. Pengetahuan substansial memiliki nilai kebenaran apabila
memiliki syarat bagi perbuatan mengetahui, artinya tidak ada kelainan dalam
diri subjek ataupun keajegan yang melekat pada objek. Ketiga, idea. Yakni jenis
pengetah yang hampir sama dengan jenis pengetahuan pikir, tetapi tidak lagi
memuat hipotesis yang dibutuhkan, melainkan dengan metode dialog yang sifat nya
esoterik. Pengetahuan yang dicapai pada tinggakan ini berupa Neosis atau biasa
disebut Episteme. Pengetahuan Episteme adalah pengetahuan yang isinya
kebenaran, dan pegetahuan ini hanya dapat dicapaioleh para bijak atau pafa
filsuf karena pengetauan ini berisi kebenaran, kebaikan, keindahan dan
keadilan. Sebagaimana telah dibahas diatas bahwa epistemologi mempunyai 3
permasalahan pkok yakini mengenai asal pengetahuan, dari mana datangnya
pengetauan yang benar. Kemudian bagaimana memperoleh pengetahuan itu dan apa
standar pengetahuan itu dianggap benar.
Dalam
ajjaran filsafat timur, pengetahuan lebih menekankan pada sifat yang ada pada
diri sendiri dan realitas yang mengatasi dunia empiris. Selain itu, filsuf
timur juga lebih mengutamakan sifat-sifat yang ada dalam diri benda dari pada
sifat yang diluar benda. Mereka tidak hanya ingin melihat, tetapi ingin yang
nyata. Bagi mereka filsafat adalah pandangan hidup, suatu pengalaman hidup,
sehingga mereka mudah menerima pengalaman dan kesaksian dalam sejarah dan juga
hal-hal yang bersifat pengalaman batin ( intuisi). Dalam hal ini dipentingkan
disiplin yang bersifat intelektual, moral, emosional dan fisik. Dalam pustaka
indonesia istilah pengetahuan sering dicampradukkan dengan istilah ilmu atau ilmu
pengetahuan ( science) sementara makna kata science secara analitik juga sering
dikacaukan.
Sebagai
cabang filsafat, epistemologi mulai dibicarakan sejak filsafat plato. Plato
berusaha menjelaskan tentang apa sebenarnya pengetahuan yang sesungguhnya yang
dapat dicapai oleh manusia. Plato menjelaskan secara rinci tentang epistemologi
dalam karnya nya yang berjuduul “Republik” dan “Theatetus”. Kedua buku tersebut
menjelaskan teori pengetahuan secara lengkap dan baik mengenai objek kajian,
alat untuk memperolehnya, maupun bentuk atau jenis pengetahuan serta nilai dan
ukuran kebenaran pengetahuan tersebut. Kata kunci yang harus dipegang dalam
mengkaji epistemologi adalah mengacu pada makna katanya, episteme (
pengetahuan) dan logos ( ilmu). Ilmu yang mengkaji tentang mengetahuan yakni
mengenai dari mana asal pengetahuan pengetahuan tersebut, bagaimana cara
memperolehnya, serta ukuran kebenaran
pengetahuan yang diperoleh pengkaji pengetahuan.
0 comments: