Oleh : Ahmad Agus Tijani
Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama.
Didalam buku Metodelogi Studi Islam Abuddin
Natamenjelaskan ada tiga alasan yang sangat melatar belakangi kenapa manusia
perlu atau butuh kepada Agama. Alasan-alasan tersebut kami uraikan sebagai
berikut :
1)
Latar Belakang Fitrah Manusia
Kenyataan bahwa manusia memiliki Fitra keagamaan tersebut
buat pertama kalinya ditegaskan dalam ajaran islam, yakni bahwa agama adalah
kebutuhan Fitri Manusia. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah
yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama. Oleh karenanya ketika
datangnya wahyu tuhan yang menyeru agar manusia beragama, maka seruan tersebut
amat sejalan dengan fitranya itu.
Berdasarkan informasi tersebut terlihat dengan jelas bahwa
manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk beragama.
Hal ini sedemikian jalan dengan petunjuk nabi dalam salah satu haditsnya yang
mengatakan bahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki fitrah (potensi beragama)
maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi yahudi,
Nasrani atau Majusi.
Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi
beragama ini dapat dilihat melalui bukti historis dan antropologis. Manusia
Primitif yang kepadanya tidak pernah datang informasi mengenal tuhan, ternyata
mereka mempercayai adanya tuhan sekalipun terbatas daya khayalnya. Selanjutnya,
keyakinan-keyakinan tersebut dikenal dengan istilah Dinamisme. Animisme, dan
Politeisme-lebih lanjut lihat Harun Nasution dalam Islam Ditinjau Dari Berbagai
Aspeknya-, ini semua membuktikan bahwa manusia mempunyai potensi bertuhan.
Lebih lanjut, Murthada Muthahhari menyebutkan bahwa
setidaknya ada 5 Hipotesis yang diajukan mengenai pertumbuhan agama pada
manusia. Yaitu Agama produk rasa takut, Agama adalah produk kebodohan, agama
sebagai motivasi keterikatan manusia dan pendambaannya kepada keadilandan
keteraturan, dan Marxisme.
2) Kelemahan
dan Kekurangan Manusia.
Faktor lainnya yang melatarbelakangi manusia memerlukan
agama adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga
memiliki kekurangan. Hal ini antara lain ungkapan oleh kata al-nafs. Menuut
Quraish Shihab, bahwa dalam pandangan Al-qur’an, Nafs diciptakan Allah dalam
keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat
kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh
Al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar.
Walaupun manusia itu dianggap sebagai makhluk yang terhebat
dan tertinggi dari segala makhluk yang ada di alam ini, akan tetapi mereka
mempunyai kelemahan dan kekurangan karena terbatasnya kemampuan tersebut.
Selanjutnya dikatakan bahwa manusia menjadi lemah karena di dalam dirinya ada
hawa nafsu yang lebih cenderung mengajak kepada kejahatan, sesudah itu
ada lagi iblis yang selalu berusaha menyesatkan manusia dari kebenaran dan
kebaikan. Manusia hanya dapat melawan musuh-musuh ini hanya dengan senjata
agama.
Dalam literatur Teologi Islam kita jumpai pandangan
kaum mu’tazilah yang rasionalis, karena banyak mendahulukan pendapat akal dalam
memperkuat argumentasinya dari pada wahyu. Namun demikian mereka sepakat bahwa
manusia dengan akalnya memiliki kelemahan. Akal memang mengetahui yang baik dan
yang buruk tetapi tidak semua yang baik dan yang buruk dapat diketahui oleh
akal. Dalam hubungan inilah, kaum mu’tazilah mewajibkan pada Tuhan
agar menurunkan wahyu dengan tujuan agar kekurangan yang dimiliki akal
dapat dilengkapi dengan informasi yang datang dari wahyu (agama).
Dengan demikian, Mu’tazilah secara tidak langsung memandang bahwa manusia
memerlukan wahyu.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dirinya itu dan keluar
dari kegagalan-kegagalan tersebut tidak ada jalan lain kecuali melalui petunjuk
wahyu dan agama .
3) Tantangan
Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah
karena manusia adalah karena manusia adalah dalam kehidupan senantiasa
menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari
dalam dapat berupa dorongan dari hawa nafsu dan bisikan syetan sedangkan
tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan
manusia yang secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka
dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang dimanipestasikan dalam
berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia
dari Tuhan.
0 comments: