Mengenai Saya 089661217321

advertisement

Powered by Blogger.
Home » » SEBUAH PENDEKATAN UNTUK MEMAHAMI ISLAM VERSI ALI SYARI’ATI

SEBUAH PENDEKATAN UNTUK MEMAHAMI ISLAM VERSI ALI SYARI’ATI




Oleh : Ahmad Agus Tijani
Muqaddimah
Memahami islam secara utuh merupakan aspek yang paling penting dalam menentukan sebuah kualitas peradaban. Menurut syari’ati, untuk memahami islam agar menjadi berkembang  diperlukan sebuah metode bukannya sebuah kemampuan. Syari’ati meelihat Eropa yang mengalami stagnasi selama seribu tahun dalam abad pertengahan, tetapi sekarang Eropa malah menjadi sebuah peradaban yang sangat maju. Mengapa bisa demikian?  
factor yang menyebabkan stagnasi di Eropa pada zaman pertengahan adalah digunakannya metode analogis Aristoteles. Pada abad keempat dan kelima sebelum masehi terdapat orang-orang jenius besar yang tidak dapat ditandingi oleh jenius abad ke empatbelas dan lima belas. Tidak diragukan lagi bahwa Aris toteles lebih jenius dari pada Roger Bacon. Tetapi bagaimana bisa orang-orang yang memiliki tingkat kejeniusan yang lebih rendah dari Aristoteles telah meletakkan dasar-dasar bagi kemajuan ilmu pengetahuan?
Alasannya adalah bahwa jenius yang kedua telah menemukan cara berfkir dan metodologi yang benar. Dengan cara ini, orang awam pun akan menemukan kebenaran, tetapi seorang jenius yang besar yang tidak mengetahui cara pendekatan yang benar terhadap berbagai masalah yang dan metode berfikir yang benar, tidak dapat menggunakan kecerdasannya secara efektif.
Pembahasan
Oleh karena itu, untuk mengenal kebenaran-kebenaran dalam islam menurut syariati tidak boleh menggunakan pendekatan eropa, misalnya didasarkan pada biologi, psikologi, ataupun sosiologi. Tetapi untuk mengenal islam tidak dapat memilih satu pendekatan saja karena islam bukanlah agama yang berdimensi satu. Conthnya adalah Al-Qur’an, yang didalamnya terdapat banyak dimensi diantaranya dmensi social, psikologi, dan berbagai ilmu pengetahuan seperti umumnya. Disini syariati menggambarkan dalam mempelajari Al-Qur’an seperti mempelajari suatu tokoh. Dalam mempelajari tokoh ada 2 aspek yang harus dipertanyakan yaitu pertama mengenal pribadi besarnya dan pemikirannya dan pola pikirnya. Aspek yang kedua adalah mengenal latar belakangnya seperti latar belakang keluarganya, dimana ia dilahirkan, ras dan bangsanya, bagaimana dia dibesarkan, siapakah guru-gurunya, diamanakah dia belajar, dan lain-lain. Jadi, dalam mempelajari agamapun seperi individu, kita harus mempelajari berbagai pemikiran dan gagasannya dan mempelajari kehidupannya dari awal.
 Jadi untuk mengenal secara tepat dan rinci yang merupakan seandar hingga kini ada dua cara utama. Pertama adalah mempelajari Al-Qur’an yang merupakan pemikiran dan gagasan serta ilmu suatu kepribadian yang dinamakan islam. Kedua adalah mempelajari sejarah islam yang menggambarkan berbagai perubahan yang terjadi dari awal misi kenabian hingga sekarang.
Selain itu, Ali Syariati juga mempunyai metodoloi sendiri untuk mempelajari islam yaitu dengan metode tipologi. Metode ini adalah untuk mengenal lima cara yang berbeda , atau berbagai aspek agama kemudia membandingkannya dalam cara yang serupa dengan agama-agama lain. Diantara kelima aspek tersebut adalah :
1.      Tuhan atau tuhan-tuhan dari masing-masing agama
2.      Kitab agama sebagai landasan hokum
3.      Nabi setiap agama yang mendeklarasikan misi agama
4.      Bentuk dan watak yang diimbau oleh agama
5.      Para pengikut dari masing-masing agama dan wakil umat yang mendidik agama itu.[1]
Untuk memperoleh ilmu islam dalam metode tipologi ini pertama-tama perlu mengenal Allah. Dan metode Syari’ati adalah dengan mempelajari jenis, asal-usul, mode, konsep dan sifat-sifat tuhan menurut islam. Misalnya apakah Dia maha kuasa? Apakah Dia maha tinggi atas segalanya? Apakah Dia berbaur dengan manusia? Ringkasnya, Tuhan seperti apakah Dia?. Untuk memperoleh sifat-sifat ini tentunya harus merujuk pada Al-Qur’an, kata-kata nabi dan para pengikut khusus yang dididik oleh nabi.
Langkah kedua adalah mengenal Al-Qur’an , kitab macam apakah dia? Masalah-masalah apakah yang ia perhatikan? Apakah ia lebih banyak ditujukan kepada individu dan berbagai masalah moral atau aspek social? Apakah ia lebih merujuk pada materi atau rohani?  Dan masalah-masalah apakah yang ia perhatikan dan bagaimana bentuknya?.
Langkah ketiga  mengenal islam menurut syari’ati adalah dengan mengenal nabi Muhammad SAW. Ketika kita berbicara mengenai kepribadian nabi niat kita adalah untuk melihat bagaimana beliau dalam memperhatikan manusia dan bagaimana hubungan beliau dengan Allah. Dengan kata lain, kita harus memperhatikan dimensi manusianya dan dimensi kenabiannya. Misalnya dalam melihat dimensi manusianya, menurut Syari’ati kita harus mempelajari cara bicara, berjalan, berfikir, hubungan dengan keluarga dan musuhnya, kekalahan serta kemenangan dan reaksinya terhadap masalah social.
Jadi salah satu cara yang penting untuk memahami islam adalah dengan memahami nabinya dan membandingkannya dengan arsitek-arsitek agamis serta para nabi lainnya seperti Musa, Isa, Zaratustra dan buda. Menapa demikian? Karena menurut Syari’ati untuk menilai kesuburan tanah kita karus melihat pada kualitas panennya.
Langkah keempat adalah dengan mempelajari sifat kehadiran nabi islam. Misalnya apakah beliau tampil tanpa persiapan? Apakah ada orang yang sedang menanti-nantikan beliau? Apakah beliau mengetahui misi beliau? Gerakan apakah yang muncul ketika beliau hadir?  Dan lain-lain. Jawaban dari pertanyaan ini akan membantu kita dalam mengenal nabi dan juga dalam menganalsifat keadaan beliau.
Langkah kelima dalam mengenal islam adalah dengan mempelajari orang-orang yang membentuk unsure-unsur yang membangun manusia-manusia yang berbeda dan terkemuka. Mengenal orang-orang ini secara jelas dan ilmiah adalah seperti mengenal sebuah pabrik melalui barang-barang yang diproduksi , karena agama seperti pabrik yang membangun manusia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan Syari’ati dalam memahami islam menganjurkan untuk mempelajari gagasan dan sejarahnya. Dari kelima apek tersebut terdapat satu kesimpulan yang terlihat dalam pernyataan syari’ati “agama seperti pabrik yang membangun manusia”. Dengan kata lain, dengan mempelajari islam secara utuh, menyeluruh beserta awal sejarahnya hingga kini, dapat membangun sebuah kualitas peradaban islam.
Sumber referensi :
Syari’ati, Ali. 1993. Islam Agama Protes. Jakarta :, Pustaka Hidayah


[1] Syari’ati, Ali. Islam Agama Protes. (Jakarta : 1993, Pustaka Hidayah) hlm 85

0 comments:

Post a Comment